Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2009

Menghidupkan Pluralisme Ala-Cak Nur

Oleh Agus Wibowo Dimuah Harian Surabaya Post Edisi Jumat, 7 Agustus 2009 Pada bulan Agustus ini, kita memperingati empat tahun wafatnya Cak Nur (Nurcholish Madjid). Momentum ini, mestinya kita manfaatkan untuk mendiskusikan kembali ide, dan pemikiran bapak bangsa—demikian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberinya gelar—demi memperbaiki kualitas kehidupan bangsa. Pemikiran dan ide pluralisme Cak Nur, seakan menemukan momentum tatkala bangsa ini kembali didera berbagai berbagai kasus kekerasan dan terorisme atas nama agama, konflik suku, ras, agama dan golongan (SARA). Sejarah mencatat, separuh hidup Cak Nur diabdikan untuk dunia keilmuan, khususnya konsep pluralisme antar agama dan pembaharuan Islam. Itu juga bisa kita baca dari karya-karya yang telah dihasilkannya. Pemikiran Cak Nur, kata Komarudin Hidayat (1995), sejatinya ingin memberikan gambaran atau pencitraan agama Islam sebagai agama yang sejuk, segar, toleran, humanis dan anti-teror. Pemikiran demikian, lanjut Komarudi