Dimuat Harian Seputar Indonesia (SINDO) Edisi Minggu, 16/12/2007 Sastrawan IA Richard dalam bukunya, Peotries and Science (1926) menyatakan bahwa masyarakat modern bakal mengkaji sastra secara serius layaknya kitab suci.Hal ini lantaran krisis spiritualitas dan dahaga batiniah akut yang mereka alami. Agama yang selama ini dijadikan rujukan utama, kurang mampu diterjemahkan dalam kehidupan (terlampau melangit). Sementara sains dan teknologi yang juga dipuja-puja, hanya menawarkan kesenangan materialis-hedonis—yang jelas tidak mengobati derita batin tersebut. Pada situasi kritis ini, sastra menjelma dan menjembatani keduanya (agama dan sains). Dengan unsur estetis, filosofis, dan imajinatifnya, sastra layaknya oase di tengah gurun pasir yang gersang dan tandus. Sastra dengan unsur imajinatifnya, ternyata juga memberi inspirasi manusia untuk berkarya sekaligus menyuplai energi spiritual bagi kehidupan. Betapa pentingnya unsur imajinasi dalam karya sastra,sampai-sampai seorang Einstein— ya
Perjuangan Orang Biasa Mengisi Sejarah